Media Digital Kawan Juara

A Thousand Years

Cerita ini dimulai pada pertengahan Agustus 2012. Ketika itu sehabis latihan basket aku membuka akun facebookku. Hanya sekedar untuk menghibur diri disaat lelah. Ya waktu itu facebook adalah media sosial yang lagi digemari anak-anak remaja.
Aku iseng membuka sebuah group difacebook bernama "Roleplayers Family", pas aku lihat banyak sekali anggotanya. Ternyata itu sebuah permainan buat anak facebook, jadi kita harus menggunakan nama samaran untuk bisa bergabung digroup itu, nama samarannya harus nama artis setelah itu kita harus mencari pasangan untuk dijadikan pacar didalam group tersebut. Permainannya tidak serius, tapi kalau misal srek dan nyambung sama pasanganya boleh serius dan boleh pacaran beneran. Itu terserah sama diri sendiri. Aku cari dicatatan daftar-daftar nama yang sudah terdaftar dalam group Roleplayers, mereka sudah berpasangan, ada Justin Bieber dan Selena Gomez, Edward Cullen dan Katty Perry, Cody Simpson dan Taylor Swift. Aku lalu ngepost status digroup itu "aku belum punya pasangan, tapi boleh gabung ga?"

Dan langsung aja banyak cewek-cewek yang comment. Aku sampai bingung ada yang nulis
"sama aku aja"
"sama aku, aku juga belum"
Gimana ya ngebalesnya jadi bingung.
Beberapa menit kemudian ada inbox difacebook, "hey, jadi couple aku yuk"
"oke deh"
"beneran? Aku christina perri btw nickname kamu apa?"
"namanya boleh selain artis ga?"
"kayaknya ga boleh deh"
"ya sudah kamu panggil aja aku Jay, Jay Park" aku memilih nama itu karena lagi suka sama Rapper asal korea.
"kamu jarang on ya, aktif dong di Roleplayers"
"iya on tapi cuma sebentar"
Pembicaraan kami selesai, ketika kami saling bertukar nomor HP.
Ketika itu sore hari, seperti biasa aku latihan basket dan pulang dalam keadaan lelah. Pas aku cek pesan diHP "hei Jay park, ini aku Christina Perri"
Lalu aku balas
"hei, nama asli kamu siapa sih?"
Dan waktu itu aku tahu bahwa nama aslinya Alivia Regista dan begitu pula aku beri tahu nama asliku Rizal Yanuar. Pembicaraan kami bersambung sampai malam hari,dia begitu nyambung diajak ngobrol dan aku nyaman sekali dengannya walaupun aku sama sekali belum tahu orangnya.
"alivia,kamu udah punya pacar" Aku lancang menanyakan hal itu.
"belum, kamunya?"
"sudah, tapi ga apa-apa kan?"
Aku pikir aku harus jujur, aku memang sudah mempunyai pacar.
"haha iya ga apa-apa kok, kan cuma permainan. Eh, tapi pacar kamu apa ga marah?"
"ga tau juga sih kan dia ga tahu, asal jangan dimasukin aja facebooknya dia ke group"
"oh oke sip"

Aku sedikit khawatir jika Kesha tahu aku ikup permainan itu, ya Kesha adalah kekasihku. Aku mengenalnya sejak duduk dibangku SMP, waktu itu dia sahabatku tapi lama-lama aku mempunyai perasaan sama dia. Setelah lulus dan masuk SMA yang sama di kota Jakarta, aku beranikan diri untuk menembaknya dan ternyata dia punya perasaan yang sama kayak aku. Beruntung banget punya pacar kayak Kesha, gadis berdarah tionghoa , bermata sipit itu adalah gadis yang paling pengertian walaupun dia sedikit protektif.
Ketika itu dua hari lebih aku tidak membuka facebook karena sibuk latihan basket untuk pertandingan minggu depan dan aku sibuk menghabiskan waktuku dengan Kesha. Waktu itu hari kamis cuaca begitu buruk, hujan diselingi angin membuat koneksi internet dirumah jadi error dan selama dua hari aku tidak tahu kabar Perri.

Pas disekolah aku membuka laptopku dan pas aku buka facebook banyak banget pesan dari Perri dichat dan dia menyebut "Jay, I miss u" digroup. Aku merasa bersalah sudah mengabaikannnya , akhirnya aku menelepon dia. Aku minta maaf sama dia, dan aku jelasin kalau akhir-akhir ini aku memang lagi sibuk. Dia bilang, dia tidak apa-apa dan dia ngerti itu.
Setelah itu kami bertukar foto agar lebih tahu sama lain. Aku lihat fotonya, dia begitu cantik dan manis. Tapi aku tidak mau membahasnya bisa-bisa aku suka beneran sama dia. Aku langsung cek nama-nama pasangan yang sudah terdaftar di dalam group, pas aku cari nama Jay Park dan Christina Perri belum tercatat aku lalu sms dia. "ya udah, coba aku sms peyton" balasnya
"peyton? Siapa dia?" tanyaku
"dia admin di group itu dan kebetulan dia satu sekolah sama aku"
Setelah seminggu aku dekat dengan Perri, dia mengajakku untuk bertemu. Aku kaget mendengarnya, karena sepertinya aku belum siap buat ketemu dia dan bahkan aku tidak ingin bertemu, cukup didunia maya saja aku mengenalnya. Tapi dia terus memaksa, dan aku tidak bisa menolak. Ketika sore hari setelah pertandingan basket melawan sekolah lain selesai, aku berniat bertemu dengan Perri ditaman dekat sekolahku. Aku cepat-cepat kesana tapi HP aku berdering ada sms dari Kesha "selamat ya sayang, kamu menang tanding basketnya, aku sama teman-teman udah nunggu kamu dikafe biasa cepat kesini ya" wah, aku seneng banget, aku pun cepat-cepat menaiki motorku dan menuju kekafe.
Ternyata dikafe banyak teman-teman dari sekolah yang sengaja merayakan kemenangan tim basket sekolah kami, "eh, kaptennya udah datang" sambut Arya
"kita senang-senang malam ini, kalian semua aku traktir deh" kata Kesha
"ciee mentang-mentang pacarnya yang kapten basket" goda Dinda dia juga salah satu temanku ketika SMP dan kita satu sekolah lagi.
"ciee ciee ciee" dan semuanya menggodaku dan Kesha. Aku cuma bisa senyam-senyum. Akhirnya kita pesan apa saja yang kita mau, dan makan sepuasnya diiringi musik yang mengalun dikafe itu.
"sudah jam 8 hujan ga berhenti-berhenti ya" kata Rafi sambil melihat jam tangannya.
"iya, akhir-akhir ini kan cuaca lagi buruk, kemarin aja pas aku lagi main ditaman tiba-tiba hujan, ngeselin banget kan" kata Dinda
"belum mandi sih makanya diguyur pake air hujan" goda Rafi
"enak aja" kata Dinda sambil jitak kepala Rafi.
Pas denger itu aku jadi inget sesuatu, tapi aku juga lupa sesuatu itu apa. Aku langsung periksa HP yang ada didalam tas, ternyata banyak banget sms dari Perri kalau dia udah nunggu aku ditaman dekat sekolah. Langsung aja wajahku berubah jadi pucat, karena keasyikan ngumpul bareng teman-teman aku jadi lupa kalau hari ini aku mau menemui Perri. Aku berfikir, berfikir, terus berfikir agar aku bisa meninggalkan kafe ini. Tapi, aku tidak enak dengan Kesha, aku tahu pasti dia yang nyiapin ini semua buat aku. "sorry, ya temen-temen kayaknya aku mesti cabut sekarang deh"
"emang mau kemana sih?"
"mamaku tadi sms,aku disuruh nganterin dia kerumah saudara aku yang lagi sakit" dia berfikir sebentar.
"tapi diluar hujan hlo Rizal" katanya khawatir
"ga apa-apa hujannya kan air malah jadi seger" Setelah aku berpamitan sama temen-temen aku cepat-cepat tancap gas ketaman dekat sekolah. Aku berfikir mungkin Perri sudah pulang, tidak mungkin ia sebodoh itu menungguku ditengah hujan yang deras ini, aku berharap dia sudah pergi.
Setelah sampai ditaman, aku mencari-cari seseorang. Waktu itu memang sepi sekali, hanya bola lampu taman yang menerangiku malam itu, lebatnya hujan membuat aku susah mencari apakah ada orang atau tidak. Aku pikir mungkin Perri sudah pergi. Aku kendarai motorku dan memutari taman. Pandanganku tertuju pada seseorang yang sedang duduk dikursi taman.
Apa mungkin itu Perri, aku sedikit ragu mendekatinya. Aku takut itu bukan dia melainkan hantu. Malam, hujan dan sesepi ini pikiranku jadi tambah kacau ditambah dinginnya air hujan yang menusuk tulang-tulangku.
Aku turun dari motor dan menghampirinya "PERRI" triakku. Dan dia menoleh "JAY". Tanpa pikir panjang aku langsung menarik tangannya dan mengajaknya menaiki motorku. Hujan begitu deras, aku mengajaknya berteduh ditempat yang menurutku lebih aman. Didepan toko yang sudah tutup, ya menurutku itu sudah aman dari derasnya hujan. Aku duduk disampingnya tak bicara sepatah kata pun. Aku binggung harus bicara apa. Akhirnya aku beranikan diri untuk memecahkan suasana "kenapa tidak pulang saja"
"tidak" wajahnya tertunduk, ia menggigil kedinginan. Entah sadar atau tidak aku memeluknya.
Sejak kejadian itu aku jadi mikirin dia terus. Aku minta maaf kepadanya berkali-kali "kamu ga perlu minta maaf, bukan salah kamu kok. Aku senang kamu datang" senyum manis itu terlihat malam itu ketika aku mengantarnya pulang sampai rumahnya, tak ada raut wajah marah atau kecewa.

Hari Senin setelah pulang sekolah aku berjanji menjemput Perri disekolahnya. Rencananya aku ingin mengajaknya jalan-jalan sekalian menebus kesalahanku kemarin yang tidak menepati janji. Sekolah Perri tidak begitu jauh dengan sekolahku.
Ketika aku menjemputnya dia begitu senang sekali "jay, kerumah aku yuk" katanya. Aku sedikit kaget, masa dia ngajakin jalan kerumahnya. Tapi, aku turuti itung-itung nebus kesalahan.

Aku masuk kerumahnya dan dia mengajakku masuk kamarnya, aku rada ga enak masa masuk kekamar cewe "udah ga apa-apa, papa sama mama lagi kerja" aku nurut aja
Pas aku masuk kamarnya, aku kagum banget lihat kamarnya yang penuh dengan gambar anime "ini kamu sendiri yang gambar?"
"yup!" katanya lalu dia keluar kamar
"mau kemana?" tanyaku
"ngambil minuman, kamu minum apa?"
"yang dingin aja deh"

Wah, ternyata Perri pinter gambar anime, begitu banyak gambar yang terpajang dikamarnya belum lagi kertas-kertas yang berserakan dilantai penuh dengan gambar anime.
Dia masuk kekamar dan bawa minuman juga kue.
"Jay, minum dulu" Aku minum jus jeruk itu.
"kamu tinggal sama siapa aja?"
"sama mama sama papa, tapi kalau jam segini mereka masih kerja dikantor, jadi aku sendirian disini"
Aku kasihan sama dia, pasti dia kesepian. "gambar kamu bagus-bagus, aku suka"
"makasih" katanya malu-malu
"kamu suka banget ya sama anime?"
dia nganggukin kepalanya. "aku juga suka anime, tapi aku ga bisa gambar sehebat kamu"
"jay gimana kalau aku ajarin"
"boleh"
Dan kita habisin waktu dengan menggambar anime.
Semakin hari aku dan Perri semakin dekat, kuakui aku nyaman bersamanya. Dan bahkan aku sering membohongi Kesha untuk ketemuan sama dia. Malam minggu ini aku benar-benar bingung. Kesha mengajakku keluar untuk nonton film sedangkan Perri juga mengajakku keluar. Aku bilang sama Kesha kalau aku ga bisa tapi dia maksa.
"kamu sekarang berubah ya Rizal"
"berubah apanya?"
"seperti ada sesuatu yang kamu sembunyiin"
"hah, ga ada sumpah"
"bener? Jangan pernah kecewain aku Rizal"
Akhirnya aku lebih memilih pergi bareng Kesha. Dia mengirim pesan "hi" tapi tidak aku balas.

                                                                                                ~ ^ ~

"mau ice cream" kataku sambil menyodorkan ice cream coklat pada Perri
"mau"
"kamu lagi gambar apa?"
"ini buat kamu"
"buat aku?" Dia memberiku gambar anime buatannya, gambar anime itu mirip dirinya sendiri, seorang gadis berkuncir dua, tersenyum manis dan anime itu ada tulisannya i love you jay.
"wow! Ini bagus banget. Makasih ya, bakalan aku simpen gambar ini"
Dia terlihat senang. "jay" panggilnya.
"kamu sayang aku apa nggak?"
Tiba-tiba dia bilang gitu, aku jadi gugup mau jawab gimana.
"ahm aku mmm"
Sumpah, aku bingung mau ngomong apa.
"haha kamu ga usah pusing gitu dong aku kan cuma becanda" terus dia colek es cream kehidung aku.
"jahil ya kamu" aku balik aja colek dia pake es cream kepipi chubbynya haha, aku kira dia serius.
Ga tau kenapa berhari-hari aku memikirkan Perri terus kata-katanya yang "kamu sayang aku apa ga?" terus aja muter-muter dikepalaku. Aku tahu dia ga serius tapi ga tau kenapa aku memikirkan itu terus. Pas dikelas aku tanya sama temanku dinda. "din,apa sih artinya kalau aku mikirin seseorang itu terus dan kata-katanya selalu ada dikepalaku"
"itu berarti kamu sayang sama dia"
"masa sih"
"dia cewek apa cowok"
"rahasia"
"ciee rizal sekarang main rahasia-rahasiaan aku aduin Kesha hlo"
Apa benar ya yang dibilang Dinda, aku sayang sama Perri?

 



                                                                                                ~ ^ ~


"Jay, hari Sabtu kamu mau ga nemenin aku?"
"kemana?"
"disekolah aku ngadain lomba gambar, aku pengen ikut"
"wah, bagus itu kamu kan jago gambar anime"
"iya aku pengen banget ngembangin hobi aku"
"ga usah ditanya, aku pasti bakalan datang"

Aku seneng banget dengan bakat Perri, dia pinter gambar anime aku harap dia bisa menang lomba. Dan suatu hari nanti aku yakin dia pasti bisa ngewujudtin cita-citanya.
Aku pun siap-siap kesekolahannya. "Perri semoga kamu menang" kataku pada gambar anime pemberiannya yang aku pajang didinding kamarku. Kalau aku mau tidur pasti lihat gambar itu dulu.
Pas aku keluar kamar ternyata diruang tamu ada dinda sama Kesha, mereka lagi ngobrol sama mama.
"tuh keluar anaknya,baru aja diomongin" kata mama "wangi banget sih kamu, mau kemana?" tanyanya.
Masa aku kasih tau kalau aku mau ketemu Perri .
"emang anaknya ga boleh wangi apa"
"dasar ngambekan, dinda Kesha tante kedalam dulu ya",
mama mengacak rambutku lalu pergi dari ruang tamu. "kalian ngapain kesini"
"ngapain?" Kesha malah balik Tanya.
"duh rizal, ga usah belaga lupa deh. Kita kan mau hunting peralatan buat acara camping,cape deh" kata dinda
"oh iya ya, minggu depan kita kan ada camping"
"dasar rizal, aku kira tadi udah siap" dinda bawel banget
"iya bawel, ini juga udah siap kok"
Setelah pulang dari hunting peralatan camping aku lalu kerumah Perri. Aku mengetuk pintu dan dia yang buka
"hi" sapaku kikuk
"ada apa?"
"sorry, aku . ."
Dia keluar, lalu duduk diteras. Aku lalu duduk disampingnya.
"gimana lombanya"
"mungkin hari ini bukan hari keberuntungan aku, jadi aku kalah "
"kok bisa sih, gambar kamu kan bagus, jurinya buta kali ya"
Kayaknya aku ga perlu jelasin apa-apa kedia, pasti dia tau kenapa aku ga dateng ke acara lomba.

                                                                                                ~ ^ ~

Sore ini seperti biasa aku latihan basket pas selesai ternyata ada Perri "kamu ngapain kesini" tanyaku sedikit kaget
"kenapa, ga boleh ya?"
"ya bolehlah, aku malah senang banget kamu kesini"
"ini" dia memberiku minum "perhatian banget sih kamu, makasih ya" aku minum, minuman pemberiannya pas banget aku lagi haus
"Rizal" tiba-tiba Kesha dateng dan memelukku, aku hampir tersedak dibuatnya. Dia melihat ke arah Perri.
"hi,aku alivia tapi kamu bisa panggil aku Perri" kata Perri menyodorkan tangannya
"Kesha, kamu temannya rizal ya" Kesha menyambut tangan Perri dengan senang
"iya"
"kayaknya kamu bukan anak sini deh"
"aku anak SMU Citra Bangsa"
"oh,eh itu bukannya SMUnya artis . . . ."

dan mereka asik ngobrol, dan aku dicuekin. Dasar cewek.
~ ^ ~

Malamnya aku telfon Perri
"tadi ada Kesha"kataku
"jadi, itu pacar kamu, cantik banget ya"
"yah, dia emang cantik"
"dia cantik, trus tadi siang dia enak banget diajakin ngobrol, asik dan baik lagi"
"kok kamu puji-puji dia terus sih"
"ya emang bener kan apa kata aku"
"kamu sih belum tau kalau dia lagi ngambek"
"hahah kenapa?"
"harimau aja takut ama dia"
"harimau apa kamu hahah"
"hmm, udah deh jangan ngomongin dia terus ntar dia denger lagi"
"hahah ya udah sama tidur"
"ok good night ya"
"good night sayang"
"tadi kamu bilang apa?"
"bilang apa?"
"itu tadi"
"aku ga bilang apa-apa jay"
"ahm,ya udah deh mungkin aku salah denger"
Aku tutup telfonnya, tapi tadi aku ga salah denger deh kayaknya dia panggil aku sayang.

                                                                                                ~ ^ ~

Akhirnya aku bisa jalan juga bareng Perri, aku mengajaknya kekafe.
"aku,Kesha dan teman-temanku sering ngumpul dikafe ini"
"wow pasti seru banget ya"
"jelas lah, kadang sampai larut malam, kafenya mau tutup dan kita semua diusir"
"hahaha" dia ketawa "sorry"
"sorry, for what?"
"rasanya, aku seperti selingkuhan kamu, ya aku tau kita ga ada apa-apa tapi permainan itu buat aku merasa kalau aku tuh selingkuhan kamu"
"dua cappucino extra cream" kata pelayan yang mengantar pesanan.
"kamu maunya gimana" tanyaku
"aku ga tau, aku pengen akhiri ini semua tapi ga tahu kenapa aku ga pengen"

Aku cuma bisa diam dan nikmati cappucino, aku tahu kenapa dia bicara kayak gitu dan begitu juga aku sama kayak dia ga mau permainan ini berakhir tapi apa harus aku bilang kedia kalau aku sayang sama dia. Buruk! Aku bisa hancurin semuanya. Dia bukan siapa-siapa aku, aku ga mungkin khianati Kesha. Kita terjebak dalam satu permainan konyol sebagai Christina Perri dan Jay Park.
                                                                                                ~ ^ ~

Aku ga bisa kayak gini terus, sama saja aku permainkan hati dua cewek, Kesha dan Perri.  Aku sayang sama Kesha, jujur aku ga bisa ninggalin dia, tapi perasaanku ke Perri semakin hari semakin aneh. Perasaan itu emang ada. Aku tahu dia juga sayang sama aku, buktinya dia begitu berat untuk mengakhiri permainan ini. Saat ini, detik ini juga aku benar-benar suka sama dia, bukan ini bukan rasa suka yang biasa, ini sepeti CINTA?

                                                                                                ~ ^ ~

"kenapa nomor kamu ga aktif" malam ini aku temui dia dirumahnya.
Aku dan dia duduk didepan teras.
"kamu bisa main gitar" tanyaku yang melihatnya membawa gitar.
"baru belajar"
"aku bisa ngajarin kamu"
"emang kamu bisa"
"sini" aku ambil gitarnya dari dia.
Aku coba buat mainin gitar itu sambil nyanyi lagu a thousand years, aku tau itu lagu favoritenya, begitu manis ketika aku melihat senyumannya, senyum yang ga akan pernah aku lupa. Perri, maksudku alivia aku mencintaimu. Dia menatapku sendu, lalu menyenderkan kepalanya dipundakku. Entah apa yang aku rasakan saat ini, bahagia atau apa. Aku memeluknya, dalam kehangatan malam bibir kami saling menyatu.
                                                                                                ~ ^ ~

Aku merasa aku bukanlah diriku yang sebenarnya, melainkan orang lain. Bukan rizal tapi jay park. Aku harus bisa menentukan Perri atau Kesha

"kenapa kamu ngajak aku kesini" tanyaku
"ini tempat pertama kali kita bertemu kan'' Malam ini aku jalan bareng Perri, dia mengajakku ketoko yang sudah tutup, aku ingat waktu itu pertamanya aku bertemu dengannya karena hujan aku mengajaknya berteduh disini. Dan kali ini kejadiannya sama, aku duduk disampingnya dia tapi bedanya malam ini tidak hujan. "kamu tahu?"
"tahu apa?" tanyaku sedikit bingung
"maafin aku jay"
"maaf? Maaf untuk apa? Emang kamu salah apa?"
"maaf ma-maaf" kata-katanya jadi terbata-bata
"maafin aku udah sayang sama kamu"
Rasanya kayak mimpi. Apa? Perri sayang sama aku, aku pengen denger sekali lagi kata itu.
"pas pertama kita kenalan difacebook dan ikut permainan itu. Aku senang banget, aku belum pernah mengenal cowok sebelumnya. Ketika kita bertemu dan melewati hari-hari bersama aku baru ngerasain ini yang namanya hidup. Kamu menciptakan kenangan yang begitu indah, untuk kebersamaan kita yang singkat ini"
"maksud kamu?"
"aku mau permainan ini berakhir"
"kenapa? bukannya tadi kamu bilang kamu sayang sama aku"
"jangan tanya kenapa!" nadanya sedikit membentak
"kamu tau perasaan aku kekamu itu . . . "
"ssst" dia menyuruhku diam.
"aku ga perlu tau perasaan kamu. Lebih baik seperti ini"
Apa memang ini yang terbaik, aku rasa ada sesuatu yang aargh aku sampai bingung harus gimana
"jay" panggilnya.
"iya, Perri"
"kamu bisa mewujudkan keinginan aku apa tidak"
"apa Perri?"
"malam ini aku ingin memelukmu lebih lama tanpa jeda tanpa diburu masa dan terhalang oleh dia"
"tentu saja" aku lalu memeluknya.

"zal,yang bagus dong mainnya"
"ini juga udah bagus"
"kamu nglempar bola kayak nglempar jemuran emak kamu"
Aku langsung duduk dan istirahat, "kenapa sih?" tanya Rafi
"kenapa apanya?"
"ya kenapa main basketnya ngawur gitu, lagi mikir apa sih?"
"kepo kamu" aku langsung beranjak dari lapangan basket
"zal,belum selesai latihan basketnya"

Pikiranku cuma Perri, Perri, Perri, dan Perri. Sejak semalam itu nomornya ga aktif, difacebook juga ga on. Aku harus kerumahnya.

Malam ini aku kerumahnya, pas aku ketuk pintu tidak ada yang membuka, rumahnya juga kelihatan sepi. Didalam juga terlihat gelap. Kemana ya dia, apa sudah tidur, masa baru jam 7 udah tidur sih. Aku coba lagi buat menelponnya tapi selalu saja nomornya ga aktif. Perri dimana sih kamu, jangan buat aku khawatir.

Besoknya aku datang lagi kerumahnya dia, dan beruntungnya aku, dia ada dirumah. Seperti biasa aku berada dikamarnya, dan dia asik menggambar.
"dua minggu lagi kita ujian ya" katanya.
Dua minggu lagi memang akan ada ujian nasional
"iya tapi aku malas banget buat belajar"
"kok gitu kamu harus rajin belajar biar bisa lulus"
"kalau misalnya kita udah lulus, kamu mau kuliah dimana?"
"belum tahu"
"aku harap bisa satu kampus sama kamu" kataku tapi dia tidak memperhatikanku dan tetap asik menggambar.
"aku sibuk belajar jay, udah dulu ya" katanya ketika kutelpon. Semakin hari aku semakin jauh dari Perri. Dia sibuk belajar buat ujian dan begitu pula aku. Rasanya malas sekali buat belajar, karena Perri begitu cuek dan akhir-akhir ini ia seperti tidak menganggapku lagi.
Untung ada Kesha dia yang selalu nyemangatin aku buat belajar dan ngingetin aku ketika aku malas belajar.

Hingga akhirnya ujian pun tiba. Ujian diadakan selama 4 hari. Dan selama 4 hari itu aku tidak pernah menghubungi Perri kita sibuk masing-masing.
"zal, nanti kamu mau kuliah dimana?" tanya mama.
"ga tau"
"kok ga tau, lebih baik kamu ikut om kamu di Singapore, dan kuliah disana"

Rasanya aku malas sekali buat memikirkan nanti mau kuliah dimana, kecuali aku tau Perri ingin kuliah dimana, dan aku pengen banget bisa satu kampus sama dia. Aku pengen kasih sesuatu buat dia, jadi aku gambar saja anime. Aku gambar diriku sendiri dan disitu ada tulisannya "i love you Perri". Setelah kelulusan nanti aku bakal kasih gambar ini kedia, ini sebagai hadiah buat dia. Aku yakin dia bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.

                                                                                                ~ ^ ~

Sore ini Kesha kerumahku "zal, nanti kamu kuliah dimana?"
"aku lagi ga mau mikirin itu"
"kok gitu emangnya kamu ga mau kuliah"
Aku emang lagi ga mood buat mikirin nanti kuliah dimana. Kenapa semua orang selalu bertanya mau kuliah dimana ketika lulus SMA. "belum tau sha"
"aku harap kita bisa satu kampus, zal"

                                                                                                ~ ^ ~

Hari ini pengumuman kelulusan, anak-anak begitu antusias untuk membuka amplop yang dibagikan guru
"aaaarrgghh aku lulus"
"yeeeeee"

"zal, gimana? Lulus?"
"aku lulus sha" Kesha langsung memelukku. Kita semua corat-coret baju dan tanda tanganin baju teman-teman buat kenang-kenangan.

Dan malamnya seperti biasa aku dan teman-teman merayakan kelulusan ini dikafe tempat kita biasa nongkrong. Dan malam itu aku nyanyiin sebuah lagu dikafe itu dengan gitar. "lagu ini buat seseorang yang selama ini aku sayang. Terimakasih, karena selama ini selalu mendukung dan menemaniku tiap harinya." Aku lalu memainkan gitar itu, dan bait demi bait aku lantunkan. Lagu itu membuatku flashback. Ketika itu ada gadis yang rela kedinginan duduk dibangku taman, saat malam hari dan diguyur derasnya hujan dan dia tetap setia menunggu disitu. Menunggu laki-laki bodoh sepertiku. Laki-laki yang tidak bisa memilih cinta.

Setelah selesai bernyanyi aku duduk disofa kafe,dan kuminum minuman favoriteku cappucino extra cream "lagunya bagus, thanks ya" kata Kesha duduk dan mencium pipiku.
"hah, apa?" aku bingung.
"lagu yang barusan kamu nyanyiin itu buat aku kan Rizal?"
"ahm yah tentu" aku lalu cium keningnya, sumpah aku ngerasa bersalah banget sama dia. Disaat aku sama dia, pikiran ku malah kecewek lain. Ingin sekali rasanya aku keluar dari lingkaran masalah ini.

Seharusnya aku harus pilih, antara bersama Kesha atau Perri. Tapi, aku begitu egois, aku ga mau kehilangan dua gadis itu.
Rasanya aku pengen banget bilang sayang ke Perri. Sejak berbulan-bulan lamanya aku jadi pacar permainanannya tak sekalipun aku memanggil dia dengan sebutan sayang. Padahal aku begitu menyayanginya. Laki-laki macam apa aku. Aku ga boleh jadi loser.

Paginya aku kerumahnya, dan tentu saja aku bawa gambar buatanku.

Pas aku sampai rumahnya orang-orang terlihat sibuk, memasukkan barang-barang dan dimasukan kedalam mobil "Perri" panggilku ketika melihatnya "ini ada apa?"
"persiapan pindah"
"hah! Pindah! Kemana?"
"ikut papa, dan sepertinya aku juga akan kuliah disana"
"disana, disana dimana?"
"kamu ga perlu tahu"
Aku ga percaya itu jawabannya. Bukan ini yang ingin aku dengar. "itu apa?"
"buat kamu" Dia buka gambar itu. "ini kamu sendiri yang gambar?" aku nganggukin kepala. "makasih,ini gambar yang paling bagus, katanya ga bisa gambar anime"
"Perri"
"apa"
"aku mohon, aku mohon kamu jujur sama aku, kamu pindah kemana"
"apa harus"
"ck" aku acak-acak rambutku karena frustasi harus gimana. Dia gadis yang aku cintai mau pergi dengan mudahnya "please, aku mohon Perri. Aku mau jujur sama kamu, kalau selama ini aku juga sayang sama kamu,aku ga mau kalau kamu pergi" aku pegang tanggannya erat-erat.
"jay,aku ga pernah kok ninggalin kamu. Aku ga perlu kasih tau kamu aku pindah kemana. Aku pindah bukan untuk jauh dari kamu, justru ini yang terbaik. Aku senang bisa kenal sama kamu, juga dengan Kesha. Dia gadis yang baik, aku ga mau nyakitin gadis sebaik dia. Permainan ini harus berakhir. Suatu hari nanti kalau kita memang jodoh, aku yakin kita pasti bakalan ketemu lagi"
"alivia,ayo sayang kita berangkat"
"iya pah"
"selamat tinggal jay" dia lepas genggaman tanganku dan masuk ke mobil. Mobil itu melaju, sampai akhirnya mobil itu lenyap dari pandanganku.
                                                                                                ~ ^ ~

"mah, kapan Rizal ke Singapore?"
"kamu beneran mau kuliah disana, mama jadi senang. Secepatnya mama kontak om kamu"

Aku putuskan untuk meninggalkan Indonesia. Bukan untuk lari dari masalah. Aku sengaja pilih ini. Aku pengen melupakan semua dan buka lembaran baru. Lebih baik aku tak memilih antara Kesha ataupun Perri. Karena, kalau aku lakukan itu aku bakalan nyakitin perasaan mereka. Mereka berdua adalah cewek berhati baik jadi mana mungkin aku tega nyakitin mereka. Aku ga bisa kalau disuruh milih.
Aku telah berdosa pada Kesha, selama ini aku membohonginya. Dibelakangnya aku berpacaran dengan cewek lain hanya karena permainan konyol.

"jadi kamu bakalan pergi ke Singapore?" tanya Kesha.
"iya aku disana akan tinggal dengan om ku"
Dia terlihat kecewa,dan aku mengerti perasaannya.
“sha, aku boleh jujur sama kamu?” aku sedikit ragu untuk bicara.
“jujur apa?”
“sebenarnya, ahm aku” Dia menatapku dalam-dalam dan aku sama sekali tak berani menatap mataya.
“aku sebenarnya, aku”
“Rizal kamu kenapa sih?’’
“sha, maaf. Maafin aku, selama ini aku bohong sama kamu aku khianati kamu. Aku pacaran dengan cewek lain. Perri, kamu ingat dia?”
Dia menatapku lekat-lekat, seakan dia ga percaya apa yang barusan aku katakan.
“permainan konyol difacebook, permainan itu yang buat aku bisa pacaran sama Perri. Digroup Roleplayers, tadinya aku Cuma main-main sama dia tapi aku bodoh, aku mencintainya. Dan lebih bodohnya lagi aku juga mencintaimu”
Dia tetap menatapku tak percaya, lalu dia melangkah pergi. Rasanya lega bisa jujur sama Kesha dan aku sudah siap menerima resiko ini. Kesha pasti sangat membenciku.
                                                                                                ~ ^ ~
Hari ini aku akan berangkat ke Singapore, mama mengantarku sampai ke Bandara. Dia dari tadi menangis.
“mama masih ga percaya kamu sudah besar Rizal, padahal rasanya baru kemarin mama ganti popok kamu” Dia memelukku.

“Rizal” panggil seseorang yang mengagetkanku.
“Kesha” aku tak percaya dia ada disini.
“Dinda meneleponku dan menyuruhku kesini” Dia mendekatiku.
“maaf aku..”
“tenang saja, anggap semuanya sudah berlalu. Sakit, itu pasti tapi…” Aku memeluknya. Pelukan begitu erat, aku ga peduli ini dimana dan siapa saja yang memandang kami, rasanya aku ingin pelukan ini jangan berakhir. Dia menangis, air mata itu keluar dan turun kepipinya dan membasahi pundakku.
Dia melepas pelukanku, “selamat tinggal” katanya. Aku usap air matanya.
"aku ga mau kamu sedih, aku ga pernah ninggalin kamu. Suatu hari nanti kalau kita jodoh pasti kita bakalan ketemu lagi" kataku. Dia menatapku dan air mata itu tak henti-hentinya keluar dari mata sipitnya. Aku ga tega melihatnya menangis.
“sebelum aku pergi, aku ingin tahu apa kamu memaafkan aku?”
“yah, tentu” Aku lega mendengarnya. Kesha benar-benar gadis yang baik, aku bodoh pernah sia-siain dia.

Aku yakin suatu hari nanti entah itu kapan, dimana dan entah keadaannya seperti apa, aku yakin banget bisa ketemu Kesha ataupun Perri. Entah itu mereka udah mempunyai kekasih lain, atau bahkan menikah. Tapi, yang jelas aku percaya bahwa jodoh itu emang ada.

Kira-kira kapan ya aku ketemu mereka berdua lagi?





Created by Rina
Alumni 2014/AP
Follow Me : @Rinzzle666
Pin: 53A1A472

 

Daftarkan email anda untuk update berita terbaru:

2 Responses to "A Thousand Years"